Sejarah Idul Adha Hari Raya Qurban Nabi Ibrahim Dan Nabi Ismail
Blog Khusus Doa - Pada artikel ini kami akan membuatkan sejarah singkat hari raya idul adha atau sejarah hari raya qurban secara singkat dan jelas. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa idul adha merupakan hari besar islam, dimana pada hari tersebut seluruh umat muslim memperingati dengan berqurban. Hari raya qurban (idul adha) diperingati persis 70 hari sehabis perayaan hari raya idul fitri atau tepatnya pada tanggal 10 dzulhijjah. Pada hari raya idul adha, kaum muslimin diseluruh penjuru dunia dianjurkan melaksanakan sholat sunah dua raka'at. Selain sholat dua raka'at juga dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban bagi yang mampu.
(Pelajari juga: Niat Sholat Idul Adha dan Tata Caranya Lengkap)
Lantas, bagaimana sejarah awal mula hari raya qurban idul adha? Berikut kami share secara singkat sejarha idul adha yang dirangkum dari banyak sekali sumber.
Sejarah Qurban berawal ketika Nabi Ibrahim as mengalami mimpi yang terjadi secara berturut-turut. Dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putera kesayangannya, Ismail. Ismail merupakan putera semata wayang dari Nabi Ibrahim yang sangat disayangi serta dinantikan selama bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Hati Ibrahim sangat resah gulana memikirkan mimpi yang telah dialaminya tersebut. Ismail yaitu sosok anak yang penurut, patuh kepada orangtua dan perintah Allah. Selain itu, Ismail juga merupakan anak yang ceria dan mempunyai anutan yang cerdas.
Saat itu, Ismail sudah diangkat menjadi seorang nabi dan berumur sekitar 13 tahun. Nabi Ibrahim tidak sanggup berbuat apa-apa alasannya yaitu itu merupakan perintah dari Allah SWT. Lalu, datanglah ia menemui Ismail untuk memberikan perintah Allah bahwa Ia harus menyembelih anaknya tersebut. Akan tetapi di luar dugaan, ternyata Ismail justru mengamini perintah dalam mimpi ayahnya tersebut. Dirinya tidak merasa takut atau murka kepada ayah kandungnya. Hal tersebut dikarenakan mimpi itu merupakan wahyu dari Allah SWT.
Mendengar tanggapan dari anaknya tersebut menciptakan Ibrahim terkejut. Ia tidak menyangka anak kesayangannya itu begitu nrimo untuk mendapatkan perintah dari Allah SWT. Akan tetapi, perintah tersebut bukanlah hal yang gampang bagi Ibrahim. Itu dikarenakan setan terus menarik hati dirinya semoga membatalkan perintah itu. Namun, perjuangan yang dilakukan oleh setan itu gagal, ia tidak berhasil menarik hati Ibrahim. Begitu pula yang terjadi ketika setan menarik hati Ismail, mereka juga mengalami kegagalan. Tidak ingin menyerah, setan kemudian menarik hati isteri Nabi Ibrahim akan tetapi perjuangan tersebut pun tetap tidak berhasil.
Pada hari H, yakni tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim dan puteranya pergi ke tanah lapang untuk menjalankan perintah Allah tersebut. Agar Ismail tidak mencicipi sakit ketika disembelih, Ibrahim mempersiapkan pedang yang diasah dengan sangat tajam. Dalam perjalanan menuju daerah penyembelihan, setan terus menarik hati Ibrahim dan Ismail untuk membatalkan perintah Allah tersebut. Setan menarik hati nabi Ismail dengan menyampaikan bahwa nabi Ibrahim hanya membawa ia untuk dibunuh. Namun, mengingat nabi Ismail sudah diangkat menjadi nabi, ia tidak gentar dan berkata bahwa dirinya siap untuk melaksanakan perintah Allah SWT.
Iblis tidak kehabisan logika untuk menarik hati keduanya. Namun, tiba-tiba nabi Ibrahim dan Ismail mengambil beberapa batu di tanah dan melemparkannya ke arah iblis dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar”. Prosesi inilah yang kemudian dikenal sebagai prosesi lempar jumrah.
Di luar dugaan, ternyata Nabi Ismail sudah benar-benar siap untuk disembelih oleh ayahnya. Ia merasa siap alasannya yaitu itu merupakan perintah dari Allah SWT. Bahkan Ismail meminta ayahnya untuk menutup wajahnya semoga nabi Ibrahim tidak merasa iba ataupun ragu untuk melaksanakan perintah dari Allah SWT. Kemudian, Ismail juga meminta nabi Ibrahim untuk menajamkan pedangnya serta menawarkan beberapa wasiat kalau ia telah meninggal nantinya. Karena mendengarkan perkataan serta undangan nabi Ismail tersebut, nabi Ibrahim menyampaikan bahwa nabi Ismail yaitu mitra terbaik dalam melaksanakan perintah dari Allah SWT.
Namun, ketika nabi Ibrahim mulai menggoreskan pedangnya, pedang tersebut selalu terpental. Ismail kemudian berkata bahwa dirinya ingin tali pengikat yang ada di tangan dan kakinya dilepas. Hal itu dilakukan semoga malaikat sanggup menyaksikan bahwa ia taat kepada Allah SWT. Peristiwa yang terjadi selanjutny yaitu kejadian tradisional yang menjadi sejarah hari raya Idul Adha (hari Raya Qurban) yaitu ketika nabi Ismail ditukar dengan seekor domba oleh Allah SWT.
Ada satu riwayat yang menyebutkan bahwa Malaikat Jibril-lah yang membawa domba serta menukarnya dengan Nabi Ismail. Pada ketika itu, ditulisan bahwa semesta beserta isinya mengucapkan takbir demi mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran yang dimiliki oleh Ismail dan Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah yang berat tersebut. Perintah tersebut sangatlah berat, alasannya yaitu di satu sisi nabi Ibrahim ingin menyembelih nabi Ismail putera semata wayangnya demi menuruti perintah Allah, sementara Allah memerintahkan semoga pedang tersebut tidak menyembelihnya.
Allah SWT mempunyai kuasa yang sangat besar. Ismail yang sudah siap untuk disembelih atas kuasa dari Allah SWT digantilah Ismail dengan domba besar, sehat lagi bersih. Mulai ketika itulah, setiap tahunnya umat muslim di seluruh dunia diperintahkan untuk menyembelih Qurban oleh Allah SWT. Qurban tersebut sanggup berupa domba, sapi, kerbau, ataupun unta. Serta waktu penyembelihannya dilakukan pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Karena keikhlasan serta pengorbanan yang dilakukan oleh nabi Ibrahim as yang rela melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail maka Nabi Ibrahim berhasil meraih predikat Khaliullah (Kekasih Allah). Semua pengorban yang dilakukan nabi Ibrahim tersebut hanya demi mencapai kecintannya kepada Allah SWT.
Itulah sejarah singkat hari raya qurban yang sanggup kami share. Semoga dengan artikel ini sanggup membuka wawasan kita semua untuk lebih tahu wacana sejarah qurban. Atau kalau teman-teman tahu lebih banyak wacana sejarah idul adha secara lengkap, silakan bisa di share pada kolom komentar.
Semoga tahun ini kita semua termasuk orang-orang yang bisa untuk berqurban di hari raya idul adha. Dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amiin.
(Pelajari juga: Niat Sholat Idul Adha dan Tata Caranya Lengkap)
Lantas, bagaimana sejarah awal mula hari raya qurban idul adha? Berikut kami share secara singkat sejarha idul adha yang dirangkum dari banyak sekali sumber.
Sejarah Qurban berawal ketika Nabi Ibrahim as mengalami mimpi yang terjadi secara berturut-turut. Dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putera kesayangannya, Ismail. Ismail merupakan putera semata wayang dari Nabi Ibrahim yang sangat disayangi serta dinantikan selama bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Hati Ibrahim sangat resah gulana memikirkan mimpi yang telah dialaminya tersebut. Ismail yaitu sosok anak yang penurut, patuh kepada orangtua dan perintah Allah. Selain itu, Ismail juga merupakan anak yang ceria dan mempunyai anutan yang cerdas.
Saat itu, Ismail sudah diangkat menjadi seorang nabi dan berumur sekitar 13 tahun. Nabi Ibrahim tidak sanggup berbuat apa-apa alasannya yaitu itu merupakan perintah dari Allah SWT. Lalu, datanglah ia menemui Ismail untuk memberikan perintah Allah bahwa Ia harus menyembelih anaknya tersebut. Akan tetapi di luar dugaan, ternyata Ismail justru mengamini perintah dalam mimpi ayahnya tersebut. Dirinya tidak merasa takut atau murka kepada ayah kandungnya. Hal tersebut dikarenakan mimpi itu merupakan wahyu dari Allah SWT.
Mendengar tanggapan dari anaknya tersebut menciptakan Ibrahim terkejut. Ia tidak menyangka anak kesayangannya itu begitu nrimo untuk mendapatkan perintah dari Allah SWT. Akan tetapi, perintah tersebut bukanlah hal yang gampang bagi Ibrahim. Itu dikarenakan setan terus menarik hati dirinya semoga membatalkan perintah itu. Namun, perjuangan yang dilakukan oleh setan itu gagal, ia tidak berhasil menarik hati Ibrahim. Begitu pula yang terjadi ketika setan menarik hati Ismail, mereka juga mengalami kegagalan. Tidak ingin menyerah, setan kemudian menarik hati isteri Nabi Ibrahim akan tetapi perjuangan tersebut pun tetap tidak berhasil.
Pada hari H, yakni tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim dan puteranya pergi ke tanah lapang untuk menjalankan perintah Allah tersebut. Agar Ismail tidak mencicipi sakit ketika disembelih, Ibrahim mempersiapkan pedang yang diasah dengan sangat tajam. Dalam perjalanan menuju daerah penyembelihan, setan terus menarik hati Ibrahim dan Ismail untuk membatalkan perintah Allah tersebut. Setan menarik hati nabi Ismail dengan menyampaikan bahwa nabi Ibrahim hanya membawa ia untuk dibunuh. Namun, mengingat nabi Ismail sudah diangkat menjadi nabi, ia tidak gentar dan berkata bahwa dirinya siap untuk melaksanakan perintah Allah SWT.
Iblis tidak kehabisan logika untuk menarik hati keduanya. Namun, tiba-tiba nabi Ibrahim dan Ismail mengambil beberapa batu di tanah dan melemparkannya ke arah iblis dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar”. Prosesi inilah yang kemudian dikenal sebagai prosesi lempar jumrah.
Di luar dugaan, ternyata Nabi Ismail sudah benar-benar siap untuk disembelih oleh ayahnya. Ia merasa siap alasannya yaitu itu merupakan perintah dari Allah SWT. Bahkan Ismail meminta ayahnya untuk menutup wajahnya semoga nabi Ibrahim tidak merasa iba ataupun ragu untuk melaksanakan perintah dari Allah SWT. Kemudian, Ismail juga meminta nabi Ibrahim untuk menajamkan pedangnya serta menawarkan beberapa wasiat kalau ia telah meninggal nantinya. Karena mendengarkan perkataan serta undangan nabi Ismail tersebut, nabi Ibrahim menyampaikan bahwa nabi Ismail yaitu mitra terbaik dalam melaksanakan perintah dari Allah SWT.
Namun, ketika nabi Ibrahim mulai menggoreskan pedangnya, pedang tersebut selalu terpental. Ismail kemudian berkata bahwa dirinya ingin tali pengikat yang ada di tangan dan kakinya dilepas. Hal itu dilakukan semoga malaikat sanggup menyaksikan bahwa ia taat kepada Allah SWT. Peristiwa yang terjadi selanjutny yaitu kejadian tradisional yang menjadi sejarah hari raya Idul Adha (hari Raya Qurban) yaitu ketika nabi Ismail ditukar dengan seekor domba oleh Allah SWT.
Ada satu riwayat yang menyebutkan bahwa Malaikat Jibril-lah yang membawa domba serta menukarnya dengan Nabi Ismail. Pada ketika itu, ditulisan bahwa semesta beserta isinya mengucapkan takbir demi mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran yang dimiliki oleh Ismail dan Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah yang berat tersebut. Perintah tersebut sangatlah berat, alasannya yaitu di satu sisi nabi Ibrahim ingin menyembelih nabi Ismail putera semata wayangnya demi menuruti perintah Allah, sementara Allah memerintahkan semoga pedang tersebut tidak menyembelihnya.
Allah SWT mempunyai kuasa yang sangat besar. Ismail yang sudah siap untuk disembelih atas kuasa dari Allah SWT digantilah Ismail dengan domba besar, sehat lagi bersih. Mulai ketika itulah, setiap tahunnya umat muslim di seluruh dunia diperintahkan untuk menyembelih Qurban oleh Allah SWT. Qurban tersebut sanggup berupa domba, sapi, kerbau, ataupun unta. Serta waktu penyembelihannya dilakukan pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Karena keikhlasan serta pengorbanan yang dilakukan oleh nabi Ibrahim as yang rela melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail maka Nabi Ibrahim berhasil meraih predikat Khaliullah (Kekasih Allah). Semua pengorban yang dilakukan nabi Ibrahim tersebut hanya demi mencapai kecintannya kepada Allah SWT.
Itulah sejarah singkat hari raya qurban yang sanggup kami share. Semoga dengan artikel ini sanggup membuka wawasan kita semua untuk lebih tahu wacana sejarah qurban. Atau kalau teman-teman tahu lebih banyak wacana sejarah idul adha secara lengkap, silakan bisa di share pada kolom komentar.
Semoga tahun ini kita semua termasuk orang-orang yang bisa untuk berqurban di hari raya idul adha. Dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amiin.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Idul Adha Hari Raya Qurban Nabi Ibrahim Dan Nabi Ismail"
Posting Komentar