Kisah Sakaratul Tamat Hidup Seorang Cowok Yang Sholeh
Blog Khusus Doa. Ini yaitu kisah sakaratul maut yang begitu berkesan dari seorang perjaka yang begitu berbakti pada orang tuanya.Yang begitu mengagumkan kita, ketika ia ingin dipanggil oleh bidadari nirwana menjelang kematiannya, ia pun masih meminta izin pada ibunya. Bagaimana baktinya yang luar biasa ?
Sebuah kisah yang menggugah hati setiap manusia beriman, wacana tanggapan nan indah bagi seorang anak yang berbakti kepada ibunya. Membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Bergetarlah hati setiap orang beriman yang menyaksikannya.
Dalam salah satu khutbahnya,
Syaikh Muhammad Hassan menceritakan wacana keajaiban yang dialami seorang perjaka ketika detik-detik sakaratul maut menjemputnya. Tidak asing lagi bagi siapa pun yang mengenalnya bahwa ia yaitu potret perjaka masa sekarang yang amat cinta dan berbakti kepada ibundanya.
“Di antara keajaiban yang hingga kepadaku pada Ramadhan kali ini yaitu kisah wacana seorang anak muda di antara bawah umur muda kita. Sesosok perjaka yang sangat berbakti kepada ibunya terbaring di atas kasur kematian pada usia keemasannya, yang belum genap tiga puluh tahun. Dalam kegentingan tamat hayatnya itu, tatkala detik-detik sakaratul maut menjemputnya, orang-orang yang ada di sekelilingnya terheran-heran ketika mendengar ia mengucapkan kalimat-kalimat yang sangat menakjubkan. Sungguh, sangat menakjubkan !
“Tidak. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku harus izin dulu kepada ibuku”
Masih saja perjaka tersebut mengulang-ulang kalimat yang sama. Hingga menciptakan mereka yang menyaksikan fenomena itu bergegas memanggil ibunya, yang sedari awal menyendiri dalam kamarnya, menangis, karena tak kuasa melihat sang buah hati menghadapi sakaratul maut. Tidak lain alasannya yaitu sang buah hati yaitu sosok suri tauladan yang amat berbakti kepada ibunya. Mereka pun mengabarkan apa yang sedang terjadi dengan anaknya.
“Lihatlah anakmu, ia terus-menerus mengucapkan kalimat-kalimat yang aneh !!“
Mendengar hal itu, sontak sang ibu yang cemas berlari menuju kamar anaknya. Didapatinya dahi sang anak mulai mengeluarkan buliran-buliran keringat kolam mutiara. Dan ini yaitu sebagian di antara gejala husnul khotimah – biar Allah Ta’ala mewafatkan kita dalam keadaan
beriman -. Ia dengarkan sendiri kalimat yang terus diulang-ulang oleh buah hatinya.
“Tidak. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku harus izin dulu kepada ibuku”
Segera ia dekati buah hatinya. Dan Subhanallah, ia segera bertanya kepada anak kesayangannya :
“Wahai fulan, ini aku, ibumu. Wahai fulan, saya ibumu, Nak.
Aku ibumu, anakku. Dengan siapa kamu bicara ?”
Ketika janjkematian yang kian dekat, di ketika waktu yang demikian singkat itu, alhasil sang perjaka shalih ini menceritakan insiden paling berkesan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya selama hidupnya. Ia pun menoleh kepada ibunya seraya berkata :
“Wahai ibuku, seorang gadis sangat bagus jelita, Ibu. Belum pernah saya melihat gadis secantik itu. Ia tiba kemari. Sungguh saya melihatnya persis di hadapanku. Ia tiba melamarku untuk dirinya, Ibu. Aku bilang kepadanya, tidak. Aku tidak sanggup hingga saya minta izin dulu kepada ibuku”
Maka sang ibu pun pribadi menimpali : “Aku izinkan, anakku. Sungguh, beliau yaitu hurriyatun (bidadari) dari nirwana untukmu. Aku sudah izinkan, Nak“
Sedemikian tinggi inikah derajatmu wahai perjaka ? Hingga istrimu (di surga) tiba kepadamu membawa kabar gembira, sementara dirimu masih ada di dunia ?
Janganlah kalian kaget. Tidak perlu kalian semua heran, alasannya yaitu dalam kondisi menyerupai ini, seorang mukmin akan diperlihatkan daerah tinggalnya di nirwana dan di neraka. Ia akan melihat tempatnya di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Bahkan ia akan melihat para malaikat-Nya. Ia benar-benar melihat malaikat dengan mata kepalanya. Ia pun akan mendengar sebuah bisyarah (kabar gembira).
Dan Maha Benar Allah Ta’ala yang berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Rabb kami yaitu Allah, lalu mereka beristiqomah dengannya, maka para Malaikat akan turun kepadanya seraya berkata : “Janganlah kalian takut”
Di mana insiden itu ? Di atas kasur ketika mereka akan meninggal, berdasarkan salah satu pendapat. Atau tatkala mereka keluar dari alam kubur, sebagaimana pendapat yang lain dari para ulama tafsir.
“Janganlah kalian takut dan jangan pula bersedih. Berbahagialah kalian dengan nirwana yang telah dijanjikan untuk kalian” [Qs.Fushilat : 30]
Sebuah kisah yang menggugah hati setiap manusia beriman, wacana tanggapan nan indah bagi seorang anak yang berbakti kepada ibunya. Membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Bergetarlah hati setiap orang beriman yang menyaksikannya.
Dalam salah satu khutbahnya,
Syaikh Muhammad Hassan menceritakan wacana keajaiban yang dialami seorang perjaka ketika detik-detik sakaratul maut menjemputnya. Tidak asing lagi bagi siapa pun yang mengenalnya bahwa ia yaitu potret perjaka masa sekarang yang amat cinta dan berbakti kepada ibundanya.
“Di antara keajaiban yang hingga kepadaku pada Ramadhan kali ini yaitu kisah wacana seorang anak muda di antara bawah umur muda kita. Sesosok perjaka yang sangat berbakti kepada ibunya terbaring di atas kasur kematian pada usia keemasannya, yang belum genap tiga puluh tahun. Dalam kegentingan tamat hayatnya itu, tatkala detik-detik sakaratul maut menjemputnya, orang-orang yang ada di sekelilingnya terheran-heran ketika mendengar ia mengucapkan kalimat-kalimat yang sangat menakjubkan. Sungguh, sangat menakjubkan !
“Tidak. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku harus izin dulu kepada ibuku”
Masih saja perjaka tersebut mengulang-ulang kalimat yang sama. Hingga menciptakan mereka yang menyaksikan fenomena itu bergegas memanggil ibunya, yang sedari awal menyendiri dalam kamarnya, menangis, karena tak kuasa melihat sang buah hati menghadapi sakaratul maut. Tidak lain alasannya yaitu sang buah hati yaitu sosok suri tauladan yang amat berbakti kepada ibunya. Mereka pun mengabarkan apa yang sedang terjadi dengan anaknya.
“Lihatlah anakmu, ia terus-menerus mengucapkan kalimat-kalimat yang aneh !!“
Mendengar hal itu, sontak sang ibu yang cemas berlari menuju kamar anaknya. Didapatinya dahi sang anak mulai mengeluarkan buliran-buliran keringat kolam mutiara. Dan ini yaitu sebagian di antara gejala husnul khotimah – biar Allah Ta’ala mewafatkan kita dalam keadaan
beriman -. Ia dengarkan sendiri kalimat yang terus diulang-ulang oleh buah hatinya.
“Tidak. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa. Aku harus izin dulu kepada ibuku”
Segera ia dekati buah hatinya. Dan Subhanallah, ia segera bertanya kepada anak kesayangannya :
“Wahai fulan, ini aku, ibumu. Wahai fulan, saya ibumu, Nak.
Aku ibumu, anakku. Dengan siapa kamu bicara ?”
Ketika janjkematian yang kian dekat, di ketika waktu yang demikian singkat itu, alhasil sang perjaka shalih ini menceritakan insiden paling berkesan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya selama hidupnya. Ia pun menoleh kepada ibunya seraya berkata :
“Wahai ibuku, seorang gadis sangat bagus jelita, Ibu. Belum pernah saya melihat gadis secantik itu. Ia tiba kemari. Sungguh saya melihatnya persis di hadapanku. Ia tiba melamarku untuk dirinya, Ibu. Aku bilang kepadanya, tidak. Aku tidak sanggup hingga saya minta izin dulu kepada ibuku”
Maka sang ibu pun pribadi menimpali : “Aku izinkan, anakku. Sungguh, beliau yaitu hurriyatun (bidadari) dari nirwana untukmu. Aku sudah izinkan, Nak“
Sedemikian tinggi inikah derajatmu wahai perjaka ? Hingga istrimu (di surga) tiba kepadamu membawa kabar gembira, sementara dirimu masih ada di dunia ?
Janganlah kalian kaget. Tidak perlu kalian semua heran, alasannya yaitu dalam kondisi menyerupai ini, seorang mukmin akan diperlihatkan daerah tinggalnya di nirwana dan di neraka. Ia akan melihat tempatnya di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Bahkan ia akan melihat para malaikat-Nya. Ia benar-benar melihat malaikat dengan mata kepalanya. Ia pun akan mendengar sebuah bisyarah (kabar gembira).
Dan Maha Benar Allah Ta’ala yang berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Rabb kami yaitu Allah, lalu mereka beristiqomah dengannya, maka para Malaikat akan turun kepadanya seraya berkata : “Janganlah kalian takut”
Di mana insiden itu ? Di atas kasur ketika mereka akan meninggal, berdasarkan salah satu pendapat. Atau tatkala mereka keluar dari alam kubur, sebagaimana pendapat yang lain dari para ulama tafsir.
“Janganlah kalian takut dan jangan pula bersedih. Berbahagialah kalian dengan nirwana yang telah dijanjikan untuk kalian” [Qs.Fushilat : 30]
Belum ada Komentar untuk "Kisah Sakaratul Tamat Hidup Seorang Cowok Yang Sholeh"
Posting Komentar